30 September 2014

Jl. Tugu

Pembangunan Balai Kota dilaksanakan Tahun 1927 sampai tahun 1929, dan mulai ditempati September 1929 oleh walikota kedua Ir. EA Voorneman. Bangunan balaikota terdiri dari dua lantai. Orientasi bangunannya menghadap Utara-Selatan dan berbentuk simetri dengan pintu utama tepat berada di tengah. Semua lalu lintas harus melalui pintu utama. Ruang Walikota dirancang sendiri oleh C. Citroen dari Surabaya yang sampai sekarang masih terlihat megah. Bahan-bahan kayunya menggunakan jati putih, sedangkan kursinya diberi bekled dari kulit kaleb kuning. Bangunan yang tetap dipertahankan keasliannya ini menjadi bangunan cagar budaya di Malang yang dirancang bersama-sama para arsitek terkenal di Jawa saat itu. Interior balai kota masih terawatt dengan baik. Kayu pada daun jendela dan pintu masih terjaga dengan baik demikian dengan sistem kuncinya. Detail interior masih mempertahankan komposisi kolonial. Langit-langit bangunan dengan motif yang sederhana tetap terlihat menonjol. Saat terbaik untuk menikmati pemandangan di balai kota adalah saat sore hari. Saat senja tiba lampu balai kota mulai dinyalakan, air mancur ditugu mulai menyala dengan lampu sorot menambah dramatis pemandangan. Anda dapat memasuki kawasan Balai Kota dengan izin penjaga di pos penjaga di sebelah kiri bangunan Balai Kota, dengan sambutan hangat penjaga akan memberikan arah kepada anda. Kalaupun ada pemeriksaan barang bawaan itu merupakan prosedur keamanan.

The building of city hall was held on 1927 until 1929, and started to be occupied on September 1929 by the second mayor Ir. EA Voorneman. City hall building consists of two floors. The orientation of the building overlooks north-south and shaped symmetry with the main door right in the middle. All traffic must go through the main door. Mayor’s space was designed by C. Citroen from Surabaya which until now still looks luxurious. Wooden materials using teak white. The building that is retained its authenticity is a heritage buildings in Malang designed together by famous architects in Java that that moment. The Interior of the City Hall (Balaikota) is still well maintained. Wood at doors and windows still well maintained thus with its system of key. Detail of the interior still retains a colonial composition. Ceiling of the building with simple motive still looks prominent. The best moment to enjoy view at City Hall is in the afternoon. When the dusk comes, City Hall lights started to turned on, the fountain on Tugu spout out with spotlight add dramatic scenery. You can enter the City Hall with permission of the guard in sentry on the left of City Hall building, with a warm welcome the guards would give the direction to you. If there is checks (inspection) stuff that is a security procedure.

Monumen tugu terletak di Jl. Tugu di depan Balai Kota Malang. Monumen Tugu merupakan salah satu bangunan peninggalan pemerintah Kolonial Belanda. Moonumen Tugu adalah bekas dari Taman Gubernur Jenderal Hindia Belanda J.P. Zoen Coen. Dikelilingi oleh Taman yang sanagt indah dengan bunga-bunga teratai yang selalu mekar. Di samping taman ini terdapat banyak pohon-pohon Trembesi yang sangat tua umumnya. Tugu yang berada di bagian tengah Alun-alun dibangun pada tahun 1945 walaupun masih berupa pondasi. Tugu ini pernah dihancurkan Belanda ketika mereka menguasai Kota Malang. Pada tahun 1952 tugu ini dibangun kembali dan diresmikan oleh presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Monumen Tugu merupakan saksi sejarah perkembangan kota Malang dari masa kolonial hingga sekarang. Di Monumen Tugu ini biasanya masyarakat melakukan aktivitas rekreasi atau sekedar berteduh di bawah pohon-pohon besar yang rindang, menikmati indahnya Monumen Tugu Malang dan melihat kolam serta bunga-bunga teratai yang bermekaran.

Tugu monument located on Tugu street in front of the City Hall Malang. It is one of heritage from the Dutch colonial government. Tugu monument is a former of Governor-General of the Dutch East Indies Park JP Zoen Coen. Surrounded by a beautiful garden with lotus flowers are always in bloom. Beside this beautiful garden there are Trembesi trees that very old. Tugu which in the middle of City Hall was built on 1945 although shaped foundation. The monument was ever destroyed by the Dutch when they were rule the city. In 1952 it re-built and authorized by President Soekarno on Mei 20, 1953. It was a witness history of the development of Malang from colonial era until now on. On Tugu monument usually people doing recreation activity or just to need shelter under the big trees which leafy and enjoy how beautiful the monument and see the pool and lotus flowers blooming.

Sumber : Malang Colonial City Tour, Yayasan Inggil

TUGU ALUN – ALUN BUNDER

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *