Museum begitu penting bagi warga kota, khususnya generasi muda untuk melacak sejarah, baik sejarah masyarakat kotanya sendiri, sejarah tokoh, maupun sejarah suatu institusi. Di Kota Malang terdapat beberapa museum selain Museum Brawijaya, di antaranya yaitu Museum Bentoel yang merupakan salah satu museum yang dikelola oleh institusi swasta. Museum Bentoel, sesuai dengan namanya, adalah museum yang dimiliki oleh perusahaan rokok PT Bentoel. Museum ini berada di Pecinan Kecil atau Jalan Wiromargo 32 Kota Malang. Bangunan museum berdiri di atas lahan seluas 400 m2 dengan dua bangunan dan halaman yang cukup luas.
Memasuki area museum terdapat beberapa kursi tamu yang terletak di kanan kiri pintu masuk. Nama Ong Hok Liong dan lambang PT Bentoel yang berupa umbi bentul atau talas terpampang di sisi kanan pintu masuk. Di museum ini menceritakan tentang pendiri PT Bentoel, Ong Hok Liong bersama istri dan keluarganya. Ong Hok Liong lahir di Karang Pacar, Bojonegoro pada tanggal 12 Agustus 1893. Ong Hok Liong adalah putra tertua dari tujuh bersaudara pasangan Ong Hing Tjien (keturunan Cina Jawa) dan Liem Pian Nio. Semasa remaja, lepas kelas 5 SD ia sempat membantu gurunya mengajar. Pekerjaan utamanya berdagang tembakau. Pada usia 17 tahun dia meninggalkan Bojonegoro menuju Malang. Di Malang ia tinggal di kawasan Pecinan, baru kemudian menetap di Jalan Pecinan Kecil 25. Ia menikah dengan Liem Kiem Kwie Nio pada usia remaja. Pasangan ini memperoleh dua orang anak, Marianni dan Rudy Ong, tetapi juga menggabungkan dua keluarga yang belakangan menjadi perintis Bentoel. Ong Hok Liong meninggal pada 26 April 1967 karena sakit lever. Ong Hok Liong memulai usahanya pada tahun 1925 dengan hanya 12 orang pekerja. Pada tahun 1930 bersama Tjoa Sioe Bian, tetangganya, mengawali bisnis rokoknya dengan nama Strootjes-fabriek Ong Hok Liong, lalu menjadi Hien An Kongsie, cikal bakal PT Bentoel.
Memasuki ke dalam museum terdapat sebuah patung perunggu menggambarkan diri Ong Hok Liong. Di ruang bagian depan juga terdapat sejumlah foto, silsilah, kata-kata filosofi, dan kisah pemilihan nama perusahaan. “Jadi orang harus mau melarat dulu, jangan lantas mau kaya saja”, begitulah salah satu nasehat Ong Hok Liong yang terkenal. Konon, nama Bentoel berasal dari wangsit Ong Hok Liong ketika mengunjungi makam Eyang Jugo di Gunung Kawi. Saat itu Hok Liong bermimpi bertemu dengan seorang penjual bentul atau talas dan sekembalinya dari Gunung Kawi, Hok Liong mengubah semua kemasan rokok Djeruk Manis-nya dengan nama Bentoel.
Bangunan dan lokasi Museum Bentoel ini merupakan bangunan rekonstruksi yang keasliannya mendekati rumah Ong Hok Liong sebenarnya. Di rumahnya itu, dia mengelola perusahaan rokok. Di ruang depan, ruang tamu tempat berkumpul keluarganya dan untuk urusan administrasi. Di ruang belakang tempat gudang penyimpanan tembakau. Sebelum populer dengan nama Bentoel, dulu rokok produksinya bermerek Kandang, Klabang, Lampu, Turki, dan Djeruk Manis.
Ketika Belanda memasuki Malang pada tahun 1947, Ong mengungsi ke Gunung Kawi. Namun pabriknya tetap beroperasi dengan menggunakan tentara gerilya yang sedang menggalang kekuatan di Kesamben. Ong meminta bantuan mereka memproduksi rokok dan sebagai imbalannya dia memasok makanan dan rokok. Saat Belanda melancarkan Agresi Militer II tahun 1948, dia aktif membantu republiekein menyembunyikan gerilyawan di pabriknya. Ia juga mengirim “besek Bentoel” yang berisi rokok dan uang ke kantong republik di sekitar Jawa Timur sampai Jakarta. Pada tahun 1964 PT Bentoel mendapat penghargaan atas jasa-jasanya semasa perang kemerdekaan.
Pada 1956 Ong Hok Liong membeli pabrik rokok Orong-orong milik Liem Ting Tjoan di Blitar yang membuatnya sering juga ke Blitar untuk mengurusi bisnis rokoknya. Bentuk dan tata letak ruang kerja serta ruang tidur Ong Hok Liong di rumahnya di Blitar ditampilkan juga di sisi kanan museum. Perabotan yang ada merupakan perabotan asli yang dulu digunakan oleh Ong Hok Liong, seperti sebuah kulkas General Electric buatan Amerika yang dipajang di sisi tempat tidur kayu dalam kamar Blitar.
Dua ruangan di sisi kiri masing-masing menampilkan kisah saus racikan Ong Hok Liong yang memiliki cita rasa tersendiri sebagai pembeda rokok Bentoel dengan rokok lainnya. Juga ditampilkan perkembangan usaha Bentoel hingga pembuatan rokok kretek putih. Di ruang belakang juga dipajang berbagai koleksi rokok yang pernah diproduksi oleh Ong Hok Liong berupa lemari kaca.
Pada akhir 1970, rumah bersejarah milik Ong Hok Liong di Pecinan Kecil sempat dibongkar untuk diganti dengan bangunan bertingkat. Namun pada akhirnya rencana tersebut tidak berjalan dan pihak Bentoel pun membangun kembali bangunan replika sesuai dengan rumah lama yang pernah ada dan dijadikan museum sesuai amanat Ong Hok Liong seperti yang bisa kita temui sekarang. Pada tahun 2009 PT Bentoel diakuisisi oleh perusahaan rokok terbesar kedua di dunia, British American Tobacco (BAT) International dan pada awal 2010 Bentoel Group bergabung dengan PT BAT Indonesia.
Museum Bentoel dibuka tiap hari Selasa-Minggu mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB. Selain hari tersebut bisa membuat janji dahulu melalui nomer telepon 0341-490000. Dengan mengunjungi Museum Bentoel akan sangat bermanfaat untuk studi dan memotivasi para generasi muda mengambil semangat entrepreneurship dari perjalanan sejarah PT Bentoel atau cikal bakal perusahaan Bentoel tempo dulu sampai menjadi perusahaan besar sekarang ini.