Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah bekerjasama dengan Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Festival Panji Nasional, pada tahun 2017 yang lalu. Perhelatan itu dikelola bersama secara gotong royong, sebagai bentuk sinergi dan partisipasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, guna menautkan keragaman sastra dan budaya Panji, agar berkembang dan berkesinambungan.

Program Festival Panji Nasional tahun ini akan ditingkatkan dalam kegiatan yang lebih akbar, bertajuk ‘Festival Panji Internasional 2018’, yang akan melibatkan peserta dari negara ASEAN dan Pembicara/Peneliti mancanegara dalam Seminar Internasional. Festival Panji digelar secara roadshow yang akan melintasi 8 kota besar: Denpasar, Pandaan, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Yogyakarta dan Jakarta. Berlangsung dari tanggal 27 Juni s.d 13 Juli 2018.

Sastra dan Budaya Panji/Inao merupakan lokal genius nenek moyang bangsa Indonesia. Sastra Panji lahir pada akhir abad ke-14, pada era Majapahit. Tokoh utama cerita Panji adalah Raden Inu Kertapati, putera mahkota Kerajaan Jenggala, dan kekasihnya Dewi Sekartaji, puteri kerajaan Daha. Dari masa ke masa cerita Panji sangat populer dan digemari masyarakat sehingga cepat menyebar ke wilayah Nusantara, bahkan melanglang buana ke Asia Tenggara, terutama Malaysia, Kamboja dan Thailand. Cerita Panji diabadikan di beberapa relief candi di Jawa Timur. Namun sekarang ini sedang mengalami kemunduran dari para apresiatornya, terutama kalangan muda. Sehingga perlu upaya untuk “Menggugah Kembali Warisan Bersama Sastra dan Budaya Panji” tersebut. Apalagi naskah cerita Panji telah mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai warisan Dunia (Memory of the World/MoW), tanggal 13 Maret 2017.

Panji tidak saja mencakup bidang sastra, tetapi juga berkembang dalam berbagai bentuk transformasinya, antara lain menjadi inspirasi dalam seni pertunjukan (musik, tari, teater), wayang beber, komik, seni media dan film, dan seni kria/kreatif seperti topeng dll. Sejarawan Andrian Vickers menulis, “Panji/Inao merupakan sebuah budaya bersama di Asia Tenggara.”
Sastra-budaya Panji sebagai sumber inspirasi karya seni dan nilai kehidupan, saat ini mulai dilupakan. Sehingga diperlukan upaya revitalisasi, reaktualisasi dan rekreasi sastra-budaya Panji untuk menumbuhkan kembali memori-bersama tentang sastra dan budaya Panji. Melalui berbagai ekspresi sastra-budaya Panji yang beragam, kekinian dan menarik, sehingga generasi mileneal/ zaman now mengenal jejak warisan sastra dan budaya Panji.

Melalui Festival Panji ini, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengajak Pemerintah Daerah bersinergi, bergotong-royong membangun ekosistem kesenian yang kuat. Selain festival tentu ada instrumen lain seperti penelitian, kajian, diskusi terpumpun, pemanfaatan seni-teknologi dan ilmu pengetahuan, penerbitan dll. Jika gerakan ini didukung oleh berbagai pemangku kepentingan, tentu akan menjadi sebuah gerakan yang masiv, tersistem dan melibatkan semua stakeholde, sehingga tercipta suatu ekosistem seni dan budaya Panji yang kuat, dinamis dan mengakar.

Direktorat Kesenian dalam peran dan fungsinya sebagai regulator dan fasilitator yang mewakili kehadiran negara, melalui kegiatan Festival Panji ini ingin membangun karakter bangsa dengan
merintis kesadaran tentang jatidiri, identitas kebangsaan bagi generasi muda. Menggugah kembali pelaku seni, pemerhati seni dan masyarakat pendukungnya untuk lebih memahami sastra-budaya Panji, sebagai warisan budaya yang bisa dijadikan sumber inspirasi dalam penciptaan karya seni dan pemajuan kebudayaan. Meningkatkan apresiasi masyarakat, terutama kalangan anak usia sekolah akan berbagai ragam corak repertoar seni berbasis Panji, sehingga terbangun komunitas pecinta Panji/Panjimania.

Bentuk Kegiatan pada Festival Panji Internasional 2018 ini meliputi:

  • Pergelaran (di Denpasar, Pandaan, Malang, Kediri,Yogyakarta, Jakarta)
  • Workshop/Seminar (di Denpasar, Kediri, Yogyakarta)
  • Seminar Internasional (di Jakarta)
  • Peningkatan Apresiasi(Lomba-lomba bagi pelajar /umum)
  • Kunjungan/Wisata Budaya
  • Pameran (naskah kuno, lukisan, topeng dan berbagai ekspresi benda seni bertema Panji)
  • Penerbitan Buku
  • Pemutaran Film/Animasi

Peserta Negara ASEAN :

  • Indonesia
  • Kamboja
  • Thailand

Pembicara Seminar Internasional :

  • Dr. Roger Tol (Leiden, Belanda)
  • Dr. Lydia Kieven (Jerman)
  • Dr. Thaneerat Jatuthasri (Thailand)
  • Prof. Dr. Nuriah Mohammed (Malaysia)

Pembicara Dalam Negeri:

  • Prof. Dr. I Made Bandem
  • Prof. Dr. Agus Aris Munandar, SS., M. Hum.
  • Dr. Karsono H. Saputra, S.S, M. Hum.
  • Drs. Henry Nur Cahyo
  • Drs. Handoyo

Seminar Internasional akan diselenggarakan di Perpustakaan Nasional pada tanggal 12 – 13 Juli 2018. Sedangkan Lomba-lomba akan dilaksanakan di Museum Nasional pada tanggal 8-9 Juli 2018.

Festival Panji Internasional 2018 – “Menggugah Warisan- Bersama Sastra dan Budaya Panji”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *