Memperingati hari Pahlawan 10 Nopember banyak cara yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah berkeliling kota naik bis macyto bersama beberapa komunitas dengan mengenang perjuangan para Pahlawan. Dimalang pernah terjadi peristiwa pertempuran kota antara Tentara Republik Indonesia Pelajar atau yang disingkat TRIP dengan tentara belanda tahun 1947. Sehingga Pada Sabtu pagi 10 Nopember 2018 berkumpul para volunteer cagar budaya, komunitas sejarah, TACB kota malang dan masyarakat yang peduli jiwa kepahlawanan di Alun-alun Kota Malang.
Dengan menggunakan Bis Macyto (malang City Tour) sekitar 40-an orang tersebut dengan semangat 45 berkeliling kota dengan selalu memekikan kata “Merdeka”. Ada yang tidak biasa dalam rute keliling bis macyto kali ini, yaitu dengan bergabungnya komunitas Reenactor Ngalam dan komunitas jeep willys malang berkeliling kota malang mengawal Bis kebanggaan kota malang, Macyto.
Perjalanan city tour dengan tema semangat kepahlawanan ini dipandu oleh Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang yaitu Dwi Cahyono, Mhum, Budi Fathoni MTA dan Agung H Buana, MSE. Singgahan pertama adalah Monumen Melati, monumen yang terletak di depan museum Brawijaya ini merupakan monumen yang dibangun untuk mengenang perjuangan kadet akademi militer yang sebelumnya tergabung dalam TRIP. Setelah mendengarkan penjelasan mengenai Tank Amphibi Belanda yang dipergunakan untuk melawan pasukan TRIP pada agresi militer pertama tahun 1947, rombongan bergerak menuju Makam Pahlawan TRIP. Dalam city tour kali ini perjalanan Bus macyto diisi dengan banyak informasi kepahlawanan termasuk kunjungan ke situs perjuangan.
Peserta Tour de Macyto #2 juga berkesempatan mengikuti upacara sederhana dengan hening cipta dan ziarah pahlawan TRIP. Dalam sambutannya perwakilan Mastrip G2 Kota Malang menyatakan bahwa mereka menyambut baik kedatangan generasi muda untuk turut mengenang jiwa kepahlawanan melalui kunjungan ke makam Pahlawan TRIP.
Sementara itu Dwi Cahyono Mhum menyatakan bahwa dengan datang ke situs perjuangan bangsa akan menambahkan rasa cinta kepada tanah air bagi generasi muda. Ada yang mengharukan ketika berada di makam ini yaitu saat Sekretaris TACB Kota Malang, Agung H Buana membacakan 35 nama pahlawan yang gugur dalam peristiwa 31 Juli 1947. Beliau terlihat terharu dan tersendat dalam menyebutkan satu persatu Pahlawan TRIP mulai dari nama komandan Susanto yang gugur menghadang Tank Belanda hingga pejuang lainya yang gugur di jalan Salak sekarang jalan Pahlawan TRIP. Kegiatan di makam TRIP diakhir dengan penghormatan dan ziarah makam.
Selanjutnya perjalanan di arahkan ke monumen Hamid Rusdi yang terletak di jalan Simpang balapan. Dalam penjelasannya Budi Fathoni juga menyinggung kawasan Idjen sebagai daerah yang masih mempertahankan sisi kolonialnya walaupun banyak juga yang sudah dirobohkan bangunannya. Perjalanan bus macyto juga masih dilanjutkan dengan kawalan jeep pejuang yang diawaki anggota komunitas reeactor ngalam.
Melintasi kawasan Rampal juga sebagai penegasan bahwa malang adalah kota Garnizun kata Dwi Cahyono. Sebelumnya juga sempat mendatangi Gedung SMK Bina Cendika YPK di jalan semeru yang dikenal dengan situs berdirinya sekolah teknik angkatan darat dan berdirinya TGP Tentara Genie pelajar yaitu pelajar era kemerdekaan yang menekuni teknik sebagai jalur perjuangannya, sekarang dikenal dengan tentara Zeni.
Kegiatan yang digelar kali ini merupakan rangkaian tour de macyto yang berseri dan bertema. Selanjutnya perjalanan diakhir dengan melintas kawasan Balaikota dan kayutangan dan berakhir di kawasan alun-alun Malang.
Sungguh perjalanan mengenang jiwa kepahlawanan yang menggabungkan antara city tour menggunakan bis macyto dengan kemampuan komunitas dalam mengekspresikan rasa kebangsaannya, termasuk mengenang perjuangan TRIP.
Merdeka