Malang- Salah satu upaya dalam membangkitkan dan memperkenalkan wisata ke kancah nasional hingga internasional hal itu dilakukan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang melalui duta wisata Kakang Mbakyu. Pada tahun 2020 event ini tidak bisa dilaksanakan karena adanya pandemi Covid-19. Pada tahun ini, saat pandemi mulai melandai pemilihan Kakang Mbakyu dapat digelar dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Pada babak grand final yang digelar di Hotel Grand Mercure Kota Malang, dua mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Elang Orvala Tony Putra, dan Bella Berlinda Putri Widodo resmi terpilih menjadi Kakang dan Mbakyu Kota Malang 2021.
Kakang Mbakyu terpilih bersama sembilan pasang finalis Kakang Mbakyu lainnya selama satu tahun ke depan mempunyai tugas yang tidak ringan. Karena harus memperkenalkan pariwisata yang ada di kota yang dikenal berhawa sejuk ini untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata secara signifikan.
Wali Kota Malang Sutiaji mengapresiasi positif gelaran iini dan berharap agar para duta wisata ini bisa memperkenalkan wisata Kota Malang lebih optimal lagi hingga ke level internasional. Di sisi lain, pria berkacamata itu berpesan agar kaum muda harus diberikan penguatan lagi terkait edukasi dan literasi yang sekaligus menjadi tugas sebagai anak bangsa.
“Di era yang serta digital ini, kaum muda harus menjadi motor penggerak dalam pemanfaatannya dan tidak menjadikan kemajuan tekonologi informasi sebagai momok, namun dengan tidak mengabaikan identitas diri sebagai anak bangsa. Karena pada dasarnya kemajuan teknologi informasi ini tergantung dari siapa dan untuk apa pemanfaatannya,” ujarnya
Wali Kota Sutiaji juga berpesan kepada jajaran Disporapar Kota Malang selaku penyelenggara event ini dan juga para juri, agar menggali terus potensi dan kemampuan para duta wisata ini, serta nasionalismenya sebagai anak bangsa. “Potensi wisata Kota Malang sangat tinggi dan menjadi bagian yang menguatkan Indonesia.
Seperti label kota heritage, yang harus dipahami lebih luas, yaitu jangan hanya dilihat adanya berbagai bangunan bersejarah saja, tapi sebagai kota sejarah yang menghormati jasa dan karya anak bangsa,” tegasnya.
Senada dengan Wali Kota Sutiaji, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Dr. Ida Ayu Made Wahyuni, SH., M.Si mengatakan, dari ajang ini diharapkan akan terlahir generasi bangsa yang dapat memperkenalkan pariwisata kota ini di kancah nasional dan bahkan internasional. Menurutnya, Kota Malang adalah kota wisata yang berbasis nonalam, tapi lebih kepada wisata event, sejarah, pendidikan, perdagangan, jasa dan heritage.
Maka dari itu, kata Ida, para duta wisata ini harus memahami dan mempromosikan berbagai potensi wisata yang dimiliki kota ini. Seperti halnya keberadaan kampung tematik, banyaknya bangunan bersejarah, seni topeng Malangan, batik, makanan dan jajaran khas Kota Malang.
“Selain itu, juga diharapkan dapat memacu generasi masa depan bangsa ini yang berkarakter, mencintai dan memiliki kepedulian besar terhadap sejarah, kesenian dan kebudayaan,” tandasnya