Sedikitnya 20 Mahasiswa dari IKIP Budi Utomo Malang berkunjung ke Museum Mpu Purwa Kota Malang, Kamis (3/1). Kunjungan Mahasiswa dipimpin oleh Darwis, diterima oleh Abdurokhim, Pengelola Museum Mpu Purwa. Kunjungan Mahasiswa yang rata-rata berasal dari Nusa Tenggara Timur ini, dalam rangka penelitian tugas kampus. Darwis mengatakan, sengaja datang ke Museum Mpu Purwa ini adalah dalam rangka tugas kampus khusus mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia (SKI).
“Kami satu kelas di tugaskan dosen kami untuk melakukan penelitian tentang sejarah dan atas saran dosen, Museum Mpu Purwa-lah yang menjadi rujukan”, ungkap Darwis.


Sementara itu, Kepala Museum Mpu Purwa, Dra. Wiwik Wiharti Rodiah, M.Si menyambut baik tujuan mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang melakukan penelitian di Museum Mpu Purwa ini. Wiwik mengatakan , dijadikannya Museum Mpu Purwa ini sebagai rujukan penelitian sangat betul dan tepat, karena sesuai dengan Visi Museum Mpu Purwa yang menjadikan museum sebagai tempat studi, pendidikan dan obyek wisata yang representatif. Selanjutnya, pengelola Museum Mpu Purwa, Abdurokhim menjelaskan runtun tentang beberapa koleksi di Museum Mpu Purwa. Mulai dari sejarah berdirinya Museum Mpu Purwa hingga menjadi Museum yang sangat representatif seperti sekarang ini. Rokhim mengatakan, salah satu koleksi yang menjadi unggulan di Museum Mpu Purwa ini adalah Arca Budha Aksobhya. Menurut Rokhim, Arca Budha Aksobhya dari percandian Singosari ini diduga dibawa ke Malang dan diletakkan di taman Assisten Residen antara tahun 1815 s.d. 1820. Arca ini menggambarkan tokoh Budha dalam pantheon agama Budha Mahayana yang sedang duduk bersila dengan sikap Padmasana.  “Kepala gundul, daun telinga panjang, serta raut muka menunjukkan seseorang sedang semadi. Pada leher tampak 3 guratan lipatan yang menandakan kebahagiaan. Memakai jubah tipis, sehingga tampak seperti telanjang. Tangan kanan bersikap menyinggung bumi (Bhumisparsamudra), yaitu telapak tangan menelungkup, sementara tangan kiri berada di depan perut. Budha ini disebut sebagai Budha Aksobhya, yaitu Budha penguasa timur”, ungkap Rokhim.


Rokhim menambahkan, dalam riwayat sang Budha diceritakan bahwa ketika sang Budha Sidharta Gautama sedang bersemadi mencari pencerahan di bawah pohon ‘bodhi’, ia mendapat godaan yang hebat dari setan perempuan bernama ‘Mara’ beserta pengikutnya. Godaan yang bertubi-tubi tersebut tidak dapat menggoncangkan semadi sang Budha. Dalam keteguhannya itu sang Budha bersumpah dengan menyentuh bumi sebagai saksi bahwa ia tidak akan termakan oleh bujuk rayu ‘Mara’.
Sementara itu, dalam agama Budha aliran Mahayana, tokoh Budha dikenal dalam 5 bentuk yang disebut 5 ‘tathagatha’ (5 Budha tertinggi). Kelima Budha tersebut mempunyai tempat sesuai dengan posisi penjuru mata angin, yaitu pusat (tengah), timur, utara, barat, dan selatan.* (Abdurokhim- Disbudpar Kota Malang)

Museum Mpu Purwa Kota Malang jadi Rujukan Mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *