Dalam rangka memperingati hari jadi provinsi Jawa Timur yang ke 73 tahun 2018, pemerintah daerah dalam hal ini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Malang menyelenggarakan sebuah pagelaran seni dan budaya yang menampilkan beberapa pertunjukan, antara lain pertunjukan seni wayang kulit yang menampilkan 3 dalang yang berbeda yaitu Ki Bayu Suryo K.(Gaya Malang), Ki Dyan Permana P. (Gaya Solo), dan Ki Nurhanief (Gaya Yogya) dengan mengambil judul Babad Wanamarta. Selain itu acara ini juga dimeriahkan dengan adanya campursari Pandan Gumelar Lawak Seniman dan Seniwati Malang Raya.
Pagelaran seni dan budaya ini dilaksanakan pada hari Sabtu 3 November 2018 pukul 19:00 WIB yang bertempat di depan Balaikota Malang, acara ini dihadiri oleh Walikota malang yaitu Drs. H. Sutiaji beserta jajaran stafnya, beberapa perwakilan anggota DRPD Provinsi JATIM, dan juga Seniman dan Budayawan kota Malang.
Sebelum acara dimulai, alunan musik Campursari dimainkan untuk menarik perhatian masyarakat yang berada disekitar balai kota Malang untuk mendekat ke tempat pagelaran seni dan budaya tersebut. Kemudian tidak lama setelah itu, penampilan Tari Beskalan oleh anggota sanggar Disbudpar kota Malang menandakan acara akan segara di mulai, karena para tamu undangan telah hadir. Tari Beskalan merupakan salah satu tarian tradisional dari Malang, Jawa Timur. Tarian ini biasanya dipertunjukan pada saat penyambutan tamu besar yang datang.
Walikota Malang Sutiaji mengungkapkan dalam sambutannya bahwa “hari ini Indonesia lagi ada kegampangan, yaitu kegampangan anak-anak bangsa sudah mulai terkikis budaya-budaya indonesianya, harapan kami dengan pagelaran ini, cinta akan karya, cinta akan seni, cinta akan budaya”. “Melestarikan apa yang sudah ditanam baik kebudayaan atau karya seni apapun. dan juga kita harus bisa mengkombinasikan apa yang dulu sudah ditanam dan mampu mengimprovisasinya yang menjadi keniscayaan bagi kita semua tambahnya”
Pertunjukan wayang diawali dengan gaya wayang Malangan, kemudian dilanjutkan dengan gaya Solo dan gaya Jogja. Tiap penampilan wayang memilki ciri khas tersendiri mulai dari bentuk wayang, alur cerita, ataupun pesan yang ingin disampaikan dalam cerita tersebut.
“Pagelaran atau pertunjukan seperti ini menurut saya baik sekali untuk budaya kita, dengan adanya pertunjukan seperti ini anak-anak muda seperti saya jadi lebih tahu dan mengenal budaya-budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu, wayang contohnya. Harapan saya untuk acara seperti ini kedepannya harus tetap ada, dan mungkin kalau bisa dikemas lebih kekinian agar dapat diterima oleh anak-anak muda zaman now (zaman sekarang)” ujar Kristina Faya mahasiswi STMIK Asia malang. Pertunjukan wayang ini disaksikan kurang lebih 5000 orang yang berakhir hingga menjelang pagi. Terlihat beberapa orang turis turut menikmati acara tersebut.
WAYANG KULIT TIGA GAYA SUKSES DIPENTASKAN DI KOTA MALANG
WAYANG KULIT TIGA GAYA SUKSES DIPENTASKAN DI KOTA MALANG