28 Oktober 2015
Bisnis perhotelan mulai tancap gas menjaring calon tamu jelang berakhirnya tahun ini. Memasuki masa akhir bulan pertama di triwulan terakhir 2015, manajemen Sahid Montana pun mencoba lebih awal membidik tamu yang kerap dibawa oleh travel agent. Caranya, dengan menggelar Travel Agent Gathering dan mengundang pebisnis travel di Malang Raya agar lebih mengenal dua produk hospitality-nya, yakni Sahid Montana dan Montana Dua.
Agent Travel Gathering Goes To Beautiful Malang diusung oleh Sahid Montana, sekaligus menyukseskan program yang digadang oleh Pemkot Malang melalu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). Acara tersebut berlangsung Rabu (28/10/15) kemarin di Sahid Montana Dua Malang.
General Manager Sahid Montana, Slamet Sudiharto mengatakan, momen akhir tahun mesti dimanfaatkan oleh bisnis perhotelan untuk memaksimalkan pendapatan bisnis. Baik dari keterisian kamar, penjualaan F and B hingga paket lain seperti meeting room atau wedding. “Selain tamu walk in yang akan meningkat di bulan terakhir, sejak Oktober ini pasti hotel lebih ramai, ketimbang dua bulan sebelumnya,” ujar dia.
Momen akhir tahun, diakui oleh Slamet akan banyak instansi dan pemerintahan menggelar acara. Jika tidak langsung memesan ke hotel, mereka akan menggunakan jasa travel agent. “Untuk itulah, kami coba bersinergi dan mengenalkan produk Sahid Group. Siapa tahu, cocok dengan budget atau kriteria calon tamu,” beber dia kepada Malang Post.
Slamet menuturkan, selain bersinergi, hal ini juga mencoba mewujudkan target Pemkot Malang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, yang ingin menjadikan kota ini sebagai destinasi wisata.
“Tidak hanya berharap pada sektor corporate dan pemerintahan, tetapi juga dari sisi wisatawan, yang bisa lebih maksimal lagi. Saat ini pemkot juga sedang gencar mempromosikan Malang melalui tagline Beautiful Malang,” papar dia panjang lebar.
Menurut dia, hotel di tahun ini juga dipastikan akan bekerja ekstra keras di triwulan terakhir ini. Pasalnya, kewajiban mencapai target sebelum akhir tahun, masih menjadi beban. Sekalipun, beberapa hotel sudah mulai realistis akan pencapaian target. “Minimal bisa melampaui okupansi dan pendapatan dari tahun lalu,” tambahnya.
Lebih lanjut Slamet menuturkan, khusus di tahun ini, kerja dari hotel berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika di tahun-tahun sebelumnya, masa sepi terjadi antara Januari-Februari, dan ditambah beberapa hari ketika Maret, maka tahun ini low season sampai April. “Mei baru mulai ramai, ketika liburan sekolah tiba. Setelah itu, hotel berangsur normal,” tambahnya.
Faktor regulasi pemerintah, menjadi penyebab utama keadaan ini. Larangan menggelar kegiatan di hotel bagi kalangan pemerintahan, membuat hotel hanya mengandalkan sektor corporate dan tamu individu. April, ketika regulasi kembali memperbolehkan even di hotel, keadaan tidak langsung berubah. Normalisasi membutuhkan waktu antara 1-2 bulan.
Diakui oleh Slamet, awal tahun ini hotelnya mematok occupancy room sebesar 68 persen. Angka itu naik naik dari hasil 62 persen di 2014. Hingga akhir September lalu, year to date (ytd) okupansi dari Sahid Montana di angka 55 persen. Masih tersisa dua bulan lagi, untuk mengejar target. “Meskipun tidak bisa tercapai 68 persen, minimal bisa 65 persen dan bertumbuh dari tahun lalu,” urainya.
Menurutnya, month to date Sahid Montana hingga pekan terakhir Oktober ini di angka 62 persen. Angka yang membaik ketimbang tahun lalu dan membuktikan jika hotel sudah mulai ramai lagi, dilihat dengan city occupancy dan juga okupansi di hotel itu sendiri.
Slamet meyakini, acara Agent Travel Gathering akan turut membantu datangnya tamu. Dia menargetkan, mulai pertengahan November maka okupansi akan berada di atas 70 persen. Sementara itu, dalam Agent Travel Gathering kemarin, selain dari travel agent, maskapai dan juga Himpunan Pramuwisata. (ley/han)
Sumber : Malang Post