Site icon Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata

“Sang Kumbokarno” Kesetiaan dan cinta kepada negara

Sumber : http://www.mpr.go.id

Berbagai upaya dilakukan Pemerintah untuk mensosialisasikan empat pilar kebangsaan kepada seluruh rakyat Indonesia. Di Kota Malang sosialisasi empat pilar kebangsaan yakni NKRI, Pancasila 1 Juni 1945, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika dikemas dalam pagelaran seni budaya wayang kulit, Sabtu (22/9) malam besok. Mengambil lakon Brubuh Ngalengka, pagelaran wayang kulit ini digelar di Jalan Trunojoyo depan Stasiun Kota Baru, dengan dalang Ki Ardi Poerbo Antono.

Variety of efforts is done by Government to socialize four pillars of nationality to the whole people of Indonesia. In Malang, the four pillars of nationality consist of NKRI, Pancasila 1 June 1945, UUD 1945, and Bhinneka Tunggal Ika that are packed in art and cultural performance of leather puppet, Saturday (22/9) tomorrow night. Take a theme Brubuh Ngalengka, this leather puppet show held on Jl. Trunojoyo front of the Kota Baru station, with puppeteers (dalang) Ki Ardi Poerbo Antono.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang menggelar Sosialisasi 4 Pilar lewat pertunjukan wayang di Halaman Stasiun Kota Baru Kota Malang. Pertunjukan wayang kulit dalam rangka Sosialisasi 4 Pilar, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, itu mampu menyedot perhatian masyarakat Kota malang dan kabupaten sekitarnya. Halaman stasiun tidak hanya penuh dengan penonton, yang datang dengan menggunakan mobil atau sepeda motor bahkan ada yang naik sepeda, tetapi juga penuh dengan penjual makanan dan penjual mainan anak-anak.

MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) work along with Department of Culture and Tourism Malang to held socializing the four pillars through puppet show in the yard of Kota Baru station Malang. It held due to socialization of the four pillars, they are Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, and Bhinneka Tunggal Ika, it could attract all people in Malang and surroundings. The yard of the station not only full of the audiences, they come with a car or a motorbike even ride a bike, but it is also filled with food vendors and sellers of toys for children.

Untuk memasuki panggung pagelaran wayang kulit harus melalui kerumunan warga yang sudah menyemut di sekitar panggung. Warga malang antusias untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit. Pagelaran wayang yang digelar sabtu malam ini (22/9) dihadiri ratusan undangan dari Muspida, masyarakat pewayangan, komunitas pencinta wayang, Guru-guru dan undangan lain.

To entrance the stage of leather puppet show we have to go through the crowd of people who had crowded around the stage. The citizen watches the leather puppet show enthusiastically. It held on this Saturday night (22/9) and attended by hundreds of invitation from Muspida, community of puppet, community of puppet lovers, many teachers, and others.

Sekitar pukul 20.30 WIB, Wakil Ketua MPR Ahmad Farhan Hamid didampingi Wakil Walikota Malang dan beberapa anggota MPR RI memasuki tempat berlangsungnya pagelaran wayang kulit. Tampak hadir anggota MPR di antaranya Agus Bastian (Fraksi Partai Demokrat), Djuwarto (Fraksi Partai PDIP), Oelfah A. Syahrullah Harmanto (Fraksi Partai Golkar), Memed Sosiawan (Fraksi PKS), Martin Hutabarat (Fraksi Partai Gerindra), Djamal Aziz (Fraksi Partai Hanura) dan Muhammad Afnan Hadikusumo (Kelompok Anggota DPD).

About 08.30 p.m., vice chairman of MPR Ahmad Farhan Hamid accompanied by vice mayor Malang and several member of MPR RI entering the venue of leather puppet show. Also attending a member of parliament, Agus Bastian (section of Democrat Party), Djuwarto (section of PDIP Party), Oelfah A. Syahrullah Harmanto (section of Golkar Party), Memed Sosiawan (section of PKS), Martin Hutabarat (section Gerindra Party), Djamal Aziz ( section Hanura Party), and Muhammad Afnan Hadikusumo (DPD group member).

 

Diawali dengan sambutan walikota yang dibacakan Wakil Walikota Malang Bambang Priyo Utomo mengatakan dengan digelarnya seni tradisional wayang kulit ini berarti kita juga peduli terhadap pelestarian kekayaan seni budaya bangsa dan lebih dari itu membentengi budaya bangsa dari serbuan budaya asing.

Beginning with a speech read by vice mayor Malang Bambang Priyo Utomo said that with traditional art of leather puppets held, it means we are care about preservation of the nation’s wealth of art and culture and further to fortify nation’s culture from invasion of foreign culture.

Kegiatan Sosialisasi yang dikemas dalam bentuk wayang kulit ini diharapkan bisa menjadi asas dan rambu-rambu dalam menyelesaikan segala permasalahan bangsa. Melalui acara ini dapat mempertajam pemahaman mengenai empat pilar berbangsa dan bernegara ditengah percaturan kehidupan global, untuk nantinya dapat diImplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ujarnya.

Socialization activity that packed into leather puppet form, expected to be the principles and guidelines in resolving all the nation’s problems. Through this event can sharpen understanding of the four pillars of the state and nation amid the global chessboard of life, to be implemented later in the life of nation and state. He said.

Dilanjutkan dengan sambutan dari wakil Ketua MPR RI Ahmad farhan Hamid dan sekaligus membuka acara secara resmi mengatakan “kita telah mengenal kebudayaan wayang sebagai kebudayaan nasional yang diwariskan dari nenek moyang bangsa indonesia” wayang merupakan karya adiluhung sebagai hasil dari proses asimilasi dan akulturasi peradaban nenek moyang.

Continued with speech from vice chairman of MPR RI Ahmad Farhan Hamid and opening ceremony officially, he said “we have known puppet culture as national culture inherited from the ancestors of Indonesia”, puppet is an ‘adiluhung’ work as a result from assimilation process and acculturation of ancestral civilization.

Cerita yang ada didalam pewayangan memiliki nilai luhur dan ajaran moral yang dapat memberikan pelajaran bagi masyarakat sekaligus mengokohkan kepribadian kita sebagai bangsa indonesia. Pagelaran wayang dengan judul “Sang Kumbokarno” ini memberikan pemaknaan nilai-nilai akan pentingnya arti kesetiaan dan cinta kepada bangsa dan negara yang besar dengan keberagamannya. Uangkapnya

The story is in the puppet has noble values and moral lessons that can provide lessons for society as well as strengthen our personality as a nation of Indonesia. The puppet show entitled “Sang Kumbokarno” gives a meaning about values the importance of faithful and love for the nation and a great country with diversity. He said.

Lebih lanjut dikatakan sikap setia dan cinta kepada bangsa dan negara adalah modal penting bagi terwujudnya kemajuan negara ke arah yang lebih baik, yaitu negara yang kuat dalam ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Further it is said that loyal attitude and love for the nation and the state is crucial for realization of the country’s progress towards a better among strong country in economic, politic, social, and culture.

Pagelaran wayang kulit dimulai dengan penyerahan secara resmi tokoh wayang oleh Ahmad Farhan Hamid kepada dalang Ki Ardhi Poerbo Antono. Lakon “Sang Kumbokarno” ini menceritakan perang besar antara Raja Dasamuka dengan Ramawijaya, Raja Dasamuka yang enggan menyerahkan Dewi Shinta (Istri Ramawijaya) yang sebelumnya sengaja diculik menjadi penyebab terjadinya perang besar di negara Alengka. Raja Ramawijaya yang ikut serta dalam peperangan dengan gigih berupaya merebut kembali istrinya dan hal itu membuta Raja Dasamuka kewalahan.

The leather puppet show started with official delivery the puppet characters by Ahmad Farhan Hamid to Dalang Ki Ardhi Poerbo Antono. Act of “Sang Kumbokarno” tells a great war between King Dasamuka and Ramawijaya, King Dasamuka reluctant to give Dewi Shinta (Ramawijaya’s wife) which previously kidnapped by him and it is a reason why the great war happened in Alengka. King Ramawijaya who participated in the war with the persistent attempt to win back his wife and made King Dasamuka overwhelmed.

Untuk menghadapi kesaktian Raja Ramawijaya, Dasamuka meminta bantuan Kumbokarno yang sangat sakti. Pada mulanya Kumbokarno menolak perintah Raja Dasamuka, karena ia mengetahui perilaku Dasamuka yang telah menculik Dewi Shinta adalah suatu kesalahan. Namun karena kesetiaan dan cintanya kepada bangsa dan negara, perintah Dasamuka pun dituruti. Adu kesaktian antara Kumbokarno dan Raja Ramawijaya pun terjadi, namun kesaktian Raja Ramawijaya tidak dapat dikalahkan Kumbokarno, ia pun tewas ditangan Raja Ramawijaya dan peperangan pun berakhir.

To fight King Ramawijaya’s supernatural, Dasamuka asked Kumbokarno’s help whom very strong. In the beginning Kumbokarno refused King Dasamuka’s command because he knew Dasamuka’s behavior that he had kidnapped Dewi Shinta was a big mistake. However, due to the loyalty and his love for the nation and the State, he finally took the command. Supernatural match between Kumbokarno and King Ramawijaya was going on, but Ramawijaya’s power couldn’t be defeated by Kumbokarno, he was killed in the hands of the King and the battle was over.

“Sang Kumbokarno” Kesetiaan dan cinta kepada negara
Exit mobile version