Site icon Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata

MUSEUM PENDIDIKAN KOTA MALANG

Museum Pendidikan Kota Malang berada di kawasan Malang International Education Park (MIEP) Tlogowaru, Kota Malang. Tepatnya berada di samping kampus Politeknik Kota Malang (Poltekom). Museum ini didirikan oleh Pemerintah Kota Malang pada tahun 2010 sedangkan koleksinya mulai dikumpulkan setahun kemudian. Museum Pendidikan dibangun sebagai bahan pengetahuan belajar, khususnya pelajar Sekolah Dasar (SD), dengan tujuan untuk mengenalkan sejarah pendidikan di Kota Malang dari masa lampau hingga masa kini. Museum diisi dengan segala hal yang berkaitan dengan proses pendidikan dari generasi ke generasi beserta dokumentasinya. Saat ini Museum Pendidikan telah memiliki sekitar 200 koleksi. Meski koleksi di dalamnya masih belum banyak, namun museum ini telah memiliki sejumlah koleksi yang cukup langka.

Museum ini berisi tentang barang-barang kuno yang berkaitan dengan dunia pendidikan Kota Malang. Dari proses pendidikan yang masih tradisional hingga modern seperti saat ini. Selain itu agar para siswa lebih mengenal budaya Indonesia, seperti pakaian adat, mesin ketik lama, bangku lama, permainan tradisional, dan berbagai pahlawan pendidikan. Di sini terpajang benda-benda mulai dari peralatan tulis menulis seperti daun lontar, sabak, grif, buku-buku kuno, balllpoint, kertas, mesin ketik, hingga komputer. Bangku sekolah dan alat tranportasi yang dipakai untuk menimba ilmu seperti sepeda angin juga dipamerkan di museum ini. Selain itu juga peralatan kerja para guru, seperti sepeda kuno dan tas.

Bentuk Gedung Museum Pendidikan ini tampak dari luar bangunannya tak jauh beda dengan gedung lainnya, akan tetapi di dalamnya menyimpan banyak benda berharga. Setelah memasuki ruangan museum, pengunjung bisa menyaksikan beragam koleksi yang tertata rapi. Pandangan pertama yang menarik perhatian adalah koleksi foto kepala daerah Kota Malang sejak masa kolonial Belanda yaitu Bussemaker hingga Peni Suparto. Di samping kanan kiri, berderet manekin anak-anak mengenakan baju adat berbagai daerah. Ada baju adat Nusa Tenggara Barat, Maluku, Aceh dan daerah lainnya.

Masuk lebih dalam lagi, terdapat lebih banyak hal menarik yang bisa dilihat salah satunya adalah sabak. Tidak banyak yang tahu bahwa alat tersebut pernah sangat populer di masa lampau. Pada zaman dulu, orang mengenal Sabak sebagai alat tulis. Sabak terbuat dari batu yang sekarang berkembang menjadi buku dan grip merupakan anak batu tulis untuk menulis di sabak. Tulisan pada sabak dengan mudah dapat dihapus, sehingga alat tersebut bisa digunakan secara berulang-ulang. Sabak dan grip dipakai sebagai ganti buku tulis karena pada zaman itu buku tulis masih langka dan harganya mahal. Bentuknya mirip ipad atau tablet tetapi fungsinya hanya untuk menulis saja. Anak-anak zaman sekarang tentu tak banyak yang tahu bagaimana bentuknya sabak dan grip tersebut. Alat tulis kuno itu, adalah salah satu koleksi yang bisa dilihat di Museum Pendidikan Kota Malang.

MUSEUM PENDIDIKAN KOTA MALANG
Exit mobile version