Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata

Mengintip Riwajatmoe, Menyusuri Kampung Heritage Kayutangan

Gerakan Save Malang Heritage semakin menggaungkan suaranya, pada akhir April 2018 silam, Kampung Kayutangan pun mengikrarkan soft launching-nya sebagai Kampung Wisata Heritage. Empat bulan berselang sejak soft launching menjadikan kawasan ini semakin sadar dengan potensi yang dimilikinya dan terus berbenah menarik wisatawan. Dengan bangunan-bangunan khas era kolonialisme dan barang-barang antik yang dikoleksi warga, kini Kampung Heritage Kayutangan seolah terlahir kembali membawa identitas klasiknya.

Berangkat dari keadaan ini, Pihak Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Malang beserta stakeholder dari BUMN maupun swasta seperti BI, BRI, Bank Jatim, Malang Strudel, The Shalimar Boutique Hotel, Hotel Pelangi, & Hotel Splendid Inn pun bersama-sama meninjau jengkal demi jengkal potensi di kampung ini pada hari Selasa, 25/09/2018.

Ditengah destinasi kampung tematik khas milenial yang berkembang di Kota Malang, Kampung Heritage Kayutangan jadi alternatif wisata sejarah yang edukatif serta berpotensi tinggi. Pihak stakeholder terkait telah sepakat untuk berupaya mendukung kampung ini agar terus tumbuh & mengembangkan pariwisatanya. Salah satu diantaranya bahkan menjadikannya destinasi tour bagi tamu yang berkunjung ke hotelnya.

Sejauh pantauannya saat berkunjung ke Kayutangan, Kepala Seksi Pemasaran Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Malang, Agung H. Buana, mengungkapkan, “Kampung Heritage Kayutangan itu mempunyai beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki kampung-kampung lain, yang pertama kampung tersebut adalah kampung yang berada di tengah kota dengan beberapa potensi yang sudah ada, satu, adalah potensi heritage, kedua, adalah potensi ekonomi kreatif, ketiga, adalah potensi pelestarian cagar budaya”

Bila berkunjung kemari, pastikan penyimpanan memori Anda memiliki cukup space karena sudut-sudut Kampung Kayutangan menyajikan sudut pandang yang sayang untuk dilewatkan bidikan kamera lengkap dengan perabot rumah dan koleksi barang antik milik warga. Warga pun telah memanjakan pengunjung dengan menyediakan spot-spot foto a la vintage serta klasik yang instagramable.

“Di Kampung Heritage Kayutangan itu, masih banyak rumah-rumah yang mempunyai tinggalan-tinggalan masa lampau khususnya yang mempuyai ciri-ciri arsitektur tahun 40-an sampai dengan tahun 60-an. Kemudian kalau disebut sebagai kampung heritage tidak berlebihan, karena memang di kampung tersebut banyak menampilkan rumah-rumah kuno berciri arsitektur zaman indische yang bisa dinikmati masyarakat,” ujar pria yang juga Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang ini.

Kurang lengkap rasanya bila berkunjung ke suatu destinasi tanpa mencicipi olahannya. Disini Anda juga dapat memanjakan lidah dengan cita rasa masakan khas tempo dulu di warung-warung kecil milik warga. Oleh-oleh homemade yang diproduksi oleh ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kayutangan pun siap jadi buah tangan Anda.

Jadi menurut Anda, apa yang kurang dari wisata Kampung Heritage Kayutangan ini? Bersih, akses mudah, instagramable, warga yang ramah, kuliner khas tempo dulu, oleh-oleh, dan nilai edukatif serta sejarah tinggi bisa Anda nikmati dengan berkunjung kemari. (AHB)

Mengintip Riwajatmoe, Menyusuri Kampung Heritage Kayutangan
Exit mobile version