Malam penganugerahan Festival Film Malang (FFM) digelar di kawasan Alun-alun Tugu, tadi malam. Rangkaian acara festival mulai diselenggarakan pada 28 Maret lalu itu, dimulai dengan pentas tari yang diperagakan Malang Creative Fusion (MCF) Dance, dilanjut dengan pemutaran film pendek berjudul ‘Malang Hari Ini’.
Ketua FFM, Vicky Arif, mengatakan dihelatnya FFM menjadi salah satu upaya memberikan tontonan sehat kepada masyarakat. Selama ini publik hanya dicekoki sinetron yang tidak bermutu dan film horor yang vulgar tanpa memiliki nilai edukasi. FFM ingin membuktikan bahwa film bukan saja tontonan, namun juga memberikan tuntunan.
“FFM hadir diapreasiasi cukup luas, kita usahakan festival ini bisa dinikmati seluruh warga,” tegasnya.
FFM merupakan kolaborasi antara komunitas Malang Creative Fusion dan sineas muda di Kota Malang. “Ini merupakan festival film pertama di Kota Malang,” kata Vicky.
Acara diawali dengan pentas tari yang diperagakan oleh MCF Dance. Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film pendek berjudul ‘Malang Hari Ini’ serta suguhan musik nan klasik oleh musisi asal Malang.
Wali Kota Malang, M. Anton mengaku sangat bangga dengan kebangkitan anak muda yang kreatif di Kota Malang. “FFM menunjukkan bahwa kreatifitas Arek Malang pantas diunggulkan,” tandas Beliau.
Di hadapan para sineas dan masyarakat, Anton juga menegaskan, jika Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini, harus diimbangi dengan membangkitkan ekonomi kreatif. Karena, hal itulah nanti yang akan mampu mengerek roda perekonomian.
Ketua Bekraf, Triawan Munaf juga menyanjung komunitas film Malang yang sudah berhasil membuat festival untuk pertama kalinya. “Film merupakan subsektor terpenting dalam ekonomi kreatif karenanya kelemahan dalam ekosistem perfilman telah kita atasi dengan mengubah peraturan perundang-undangannya,” kata beliau.
Bahkan beliau berharap festival film di Malang bisa merambah dunia internasional dengan menggelar Festival Film Internasional Malang sudah masuk peta internasional dalam ekonomi kreatif.